Wednesday, April 24, 2013

Inilah Keadaan Yang Sebenarnya





DATA NAMA GURU DAN KARYAWAN MTs MA'ARIF 20 SUDIMORO, PACITAN


DATA NAMA GURU DAN KARYAWAN MTs MA'ARIF 20 SUDIMORO, PACITAN
TAHUN PELAJARAN 2012/2013





NO
NAMA
TEMPAT TANGGAL LAHIR
PENDIDIKAN TERAKHIR
Status Kepegawaian
1
ZAINI, S.Pd.I
PACITAN, 08-11-1982
S1/ Pend. Agama Islam
GTY
2
MAWI SUSILO
PACITAN, 03-06-1982
S 1/ Pend.Agama Islam
GTY
3
LASTE NURUDIN., A.Ma.Pd
PACITAN, 08-03-1983
S1/ PGSD
GTY
4
DENIS SRI RAHAYU, S.Pd
PACITAN, 09-12-1987
S1/Matematika
GTY
5
KAMTO, S.Pd
PACITAN, 07-04-1982
S1/PJOK
GTY
6
HARTOKO, S.Pd
PACITAN, 05-01-1987
S1/Bahasa Indonesia
GTY
7
ANIK DWI ASTUTI, S.Pd
PACITAN, 09-05-1988
S1/ Bahasa Inggris
GTY
8
AMIR ARIF ROHMAN, S.Pd.I
PACITAN,20-05-1981
S1/ Pend. Agama Islam
GTY
9
LUTFIANTO
PACITAN,27-02-1988
S1/ Pend. Agama Islam
GTY
10
MIFTAHUL MANAN
PACITAN, 08-03-1973
SLTA
GTY
11
JAIMIN
PACITAN,26-11-1971
SLTA
GTY
12
ROJIKIN, S.Pd. I
PACITAN, 20-12-1984
SI/Pend. Agama Islam
GTY
13
LILIS WAHYUNINGSIH, S.Pd
PACITAN,18-11-1983
SI/PKn
GTY
14
NASIR, A.Ma.Pd
PACITAN, 13-04-1980
D2/PGSD
GTY
15
TAMIM YUSUF, S.Pd
PACITAN, 13-08-1987
S1/PJOK
GTY
16
ANJAR WIDIANINGRUM, S.Pd
PACITAN, 10-03-1986
SI/Bahasa Indonesia
GTY
17
JUMARIYANTO, S.Pd.I
PACITAN,14 -03-1986       
S1/Pend. Agama Islam
GTY
18
SUKARMAN
PONOROGO, 19-10-1988
SMK
PTY

Sunday, April 21, 2013

Pesan Dahlan Iskan pada Pelajar NU

Minggu, 02 Desember 2012 20:17:30 WIB Palembang (beritajatim.com) - Syarat pemimpin masa depan adalah pemimpin yang memiliki integritas tinggi. Pemimpin yang tidak memiliki integritas tinggi, tidak akan laku di masa yang akan datang. Demikian yang disampaikan Menteri BUMN Dahlan Iskan dalam Kongres IPNU XVII IPPNU XVI pada Sabtu, di Asrama Haji Palembang Sumatra Selatan. Menurutnya, pemimpin atau pun pejabat di masa lalu adalah orang yang pandai menjilat. “Semakin pandai ia menjilat akan mendapat kedudukan, orang yang kurang pandai menjilat akan sulit mendapat kedudukan,” jelasnya, seperti dirilis PBNU, Minggu (2/12/2012). Selain itu, kata Dahlan, yang bisa menjadi pemimpin adalah orang yang memiliki popularitas. “Jadi tidak harus memiliki kualitas maupun integritas, kalau memiliki popularitas bisa jadi pemimpin,” kata Dahlan. Namun, menurutnya pemimpin di masa yang akan datang adalah orang-orang yang memiliki integritas tinggi, dan berkualitas. “Buktinya, saya tak memiliki latar belakang di bidang kelistrikan, tapi karena saya dianggap mampu mengelola, maka Pak SBY memercayakan jabatan ini kepada saya,” imbuhnya. Terkait peran IPNU IPPNU, Dahlan melihat wadah tersebut bisa dipakai untuk memupuk jiwa kepemimpinan. “Saya rasa IPNU IPPNU mampu untuk menjadi pemimpin yang memiliki integritas yang laku untuk mengisi kepemimpinan di masa mendatang,” tuturnya. Karena menurut pria mengawali karier sebagai wartawan ini, IPNU IPPNU adalah kalangan santri yang diajarkan istiqomah (konsistensi), tawadhu (akhlaq/etika), dan integritas oleh para ulama. “Itu merupakan modal besar untuk menjadi pemimpin dalam sepuluh atau 15 tahun yang akan datang. Pelajaran yang diperoleh di pesantren harus diamalkan dalam kehidupan santri atau pelajar,” ujar Dahlan. Selain menyampaikan orasi, Dahlan Iskan juga membuka kongres dengan memukul bedug tanda dibukanya acara yang berakhir Selasa, (4/12). Hadir sejumlah tokoh NU, seperti Ali Masykur Musa (ISNU), wakil ketu umum PBNU H As’ad Ali dan lain-lain. [rif/but]

Wejangan Dahlan Iskan untuk Mahasiswa Gorontalo Rezkiana Nisaputra

Minggu, 21 April 2013 12:04 wib GORONTALO - Menteri BUMN Dahlan Iskan memberi sedikit wejangan untuk mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Di hadapan ribuan mahasiswa tersebut, Dahlan memberikan motivasi untuk menjadi pengusaha sukses. Baginya, untuk menjadi pengusaha sukses itu butuh proses panjang yang harus dilalui. Kedatangan Dahlan Iskan di UNG pun disambut hangat ribuan mahasiswa. Bahkan, sejumlah mahasiswa histeris saat bersalaman langsung dengan mantan Dirut PLN itu. "Tidak sangka bisa ketemu Pak Dahlan," ujar para mahasiswa di sana, dalam keterangan tertulisnya kepada Okezone, Minggu (21/4/2013). Dahlan mengatakan, proses panjang yang harus dilalui untuk menjadi pengusaha tak mudah, sudah pasti banyak halangan dan rintangan. Jatuh bangun menjadi sebuah dinamika yang pasti akan dihadapi oleh seorang pengusaha yang ingin sukses. "Pengusaha sukses itu pasti pernah gagal. Jatuh bangun harus tetap bangkit, jangan menyerah. Ibarat seseorang yang belajar naik sepeda, dia tidak langsung mahir mengendarai sepeda, akan tetapi jatuh bangun dulu. Dan itu proses," ujar Dahlan Iskan. Dahlan pun berbagi tips sukses agar bisa menjadi seorang pengusaha handal, yakni harus mempersiapkan diri sejak dini. "Karena 10 tahun ke depan, kondisi ekonomi Indonesia itu akan lebih meningkat. Ini untuk merebut kemenangan harus siapkan dari sekarang," tukas dia. Dahlan mengaku, dirinya pernah mengalami ratusan kali gagal sejak mengembangkan usahanya. "Ya saya juga pernah merasakan kegagalan bahkan sampai ratusan kali sewaktu ingin mengembangkan usaha saya," imbuhnya. Dahlan Iskan pun mengajukan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa tentang perekonomian di Indonesia. "Siapa yang bisa menjawab pak Dahlan, saya kasih hadiah berupa uang," tuturnya. Kemudian, ada mahasiswa yang berhasil menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Dahlan Iskan yang bernama Delfita Musa, mahasiswa Semester 2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dia mendapatkan hadiah berupa uang Rp2 juta yang diberikan langsung oleh Dahlan Iskan. Sontak, mahasiswa itu pun bersorak sorai kesenangan."Hore, dapat hadiah uang dari Pak Dahlan," ujar mahasiswa itu.(ade)

Anggaran Pendidikan 20% APBN: Antara Desakan Konstitusi dan Realitas Implementasi, Menuju Bangsa yang Lebih Besar

Anggaran Pendidikan 20% APBN: Antara Desakan Konstitusi dan Realitas Implementasi, Menuju Bangsa yang Lebih Besar I. Pendahuluan Menurut UU SISDIKNAS no. 20 tahun 2003, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Sebagai tuntutan reformasi, UUD mengalami amandemen empat kali. Terakhir pada ST MPR 1-11 Agustus 2002, yang salah satunya mengangkat isu anggaran pendidikan 20% APBN. Hal tersebut merupakan buah konstruktif reformasi yang dengannya kita berharap bangsa Indonesia semakin memiliki daya saing global. Namun sayangnya, enam tahun berlalu dan amanat konstitusi ini belum juga menemukan titik cerah. Pemerintah baru merealisasikannya tahun ini sehingga belum bisa dievaluasi secara komprehensif. Pada tanggal 13 Agustus 2008, Presiden akhirnya menginstruksikan perealisasian anggaran pendidikan 20% APBN untuk tahun berikutnya. Sebelumnya, MK (Mahkamah Konstitusi) telah mengabulkan permohonan uji materi dari PGRI (Persatuan Guru Seluruh Indonesia). Sehingga setelah itu mengultimatum pemerintah untuk merealisasikannya paling lambat tahun 2009. Berikut penulis sertakan grafik pergeseran komposisi anggaran pendidikan di APBN Indonesia lima tahun terakhir. Kita melihat grafik menanjak walau perlahan. Sudah sejak lama, perbincangan menyoal amanat konstitusi yang belum terpenuhi ini menghangat bagi berbagai pihak. Mulai dari yang kecewa dan menggugat, sampai yang memaklumi realita dan menghargai usaha pemerintah. II. Pentingnya Alokasi Anggaran 20% APBN Untuk Pendidikan Data tahun 2003: anggaran pendidikan Singapura mencapai 27%, Malaysia 22% dan 2008 mencapai 26%, sementara Thailand 21%. Malaysia yang dulu mengimpor guru Indonesia, telah jauh melesat. Dengan komposisi anggaran yang besar, pemerintahnya sukses menanggung beasiswa pelajar dan mahasiswa di luar negeri. Dan Singapura Si Negara Kota, mengaku telah melewati fase Pembangunan Landasan Riset dan Pengembangan sejak lama, yang ditandai salah satunya dengan pendirian Dewan Teknologi dan Sains Nasional tahun 1991. Di sini tampak bahwa bangsa Indonesia tertinggal dibanding negara-negara tetangga. Kita menyaksikan rendahnya kemauan politik pihak eksekutif, setidaknya sebelum masa kabinet Indonesia Bersatu. Oleh karena itu, kita membutuhkan pemimpin-pemimpin yang memandang jauh ke depan. Kepemimpinan yang seharusnya mencetak tunas-tunas baru guna meneruskan pembangunan, mewariskan keteladanan dan membuat sistem yang positif dan efektif untuk pendidikan. Pemerintah perlu serius mencanangkan program-program regenerasi SDM dan National Character Building yang prospektif. Semua hal di atas merujuk pada satu tujuan, yaitu peningkatan kecerdasan bangsa yang kontinu. Dan pasti harus ada yang dikorbankan, harus ada skala prioritas yang diatur. Sepantasnya pendidikan mendapat porsi besar, mengingat kekeliruan orientasi pembangunan orde baru yang terlanjur berlarut-larut. Berdasar data IMD (International Institute for Management Development ) World Competitiveness Yearbook 2008, Indonesia berada di urutan ke-51 dari 55 negara. Meski naik dibanding tahun sebelumnya (ke-54), Indonesia tetap terendah di ASEAN. Singapura bertengger di peringkat kedua, Malaysia ke-19, Thailand ke-27, dan Filipina ke-40.[i] Tak pelak, kenyataan tersebut adalah aib yang harus segera diperbaiki. Mengapa harus 20%? Angka 20% merupakan amanat konstitusi yang keluar dari ST MPR 2002, dan penetapannya membandingkan anggaran milik negara-negara tetangga yang juga berada di kisaran tersebut. Maka tak selayaknya menyebut ukuran ini emosional dan frontal. Aspek lain yang penting untuk kita cermati adalah implementasinya. “Anggaran di Depdiknas yang benar-benar berkaitan langsung dengan program pendidikan (tupoksi) hanyalah sebesar Rp 7,5 triliun yang antara lain meliputi anggaran untuk rehabilitasi sekolah, beasiswa, perpustakaan,” ujar Koordinator Analisis dan Kajian Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Yenny Sucipto, di Jakarta, Selasa (5-6-2007). Menurutnya, melalui analisis mendalam tentang Rencana Kegiatan Anggaran Kementerian / Lembaga (RKA-KL) Depdiknas 2007, pos yang paling menyedot anggaran adalah birokrasi (Rp 29 triliun) dan publikasi-sosialisasi (40%).[ii] Tanpa pengalokasian yang baik, anggaran besar Depdiknas tidak akan menghasilkan apa-apa kecuali pemborosan dan ladang korupsi. Perlu ditekankan efektifitas penggunaan dengan disiplin, di samping pengurangan jumlah pegawai. Membludaknya jumlah PNS justru sangat membebani penggajian dan menjadikan kinerja lembaga tidak efisien. Jika dana besar ini dikelola dengan baik, rakyat akan benar-benar merasakan hasilnya secara langsung. Karena potensi pemberdayaan dana Rp 224 triliun atau 20 persen ini pada dasarnya memang sungguh menjanjikan. Badan Pembinaan TK dan SD Depdiknas beberapa waktu lalu merilis data bahwa untuk SD / MI saja, terdapat 85 ribu bangunan rusak atau separuh dari jumlah keseluruhan.[iii] Betapa bobroknya infrastruktur, namun belum cukup direspon oleh pemerintah. Ironisnya, di sisi lain, industri properti berkembang maju didukung legislasi yang dipermudah dan pangsa pasar menengah ke atas yang prospektif. Haluan orientasi harus dirubah dari pembangunan infrastruktur menuju penekanan pada pembangunan moral dan pendidikan bangsa. Pos infrastruktur pendidikan yang memang pantas menyedot anggaran besar, bisa menutupi kebocoran anggaran di Depdiknas yang tampaknya memang kurang siap menyerap gelontoran dana yang begitu besar dari APBN. Selain itu, Indonesia juga masih membutuhkan sebuah konsep kurikulum yang komprehensif dan konsisten guna efisiensi pengadaan sarana dan prasarana. Juga bertujuan untuk menyetarakan pemajuan di berbagai bidang pendidikan. Untuk poin ini, pemerintah jangan ‘memberi ikan’ dengan langsung fokus pada program pengonsepan terpadu, namun lebih ’memberi kail’ dengan memfasilitasi badan-badan penelitian dan badan-badan pengembangan mandiri dengan insentif cair. Dengannya, swasta akan terdorong untuk lebih konsen membantu dunia pendidikan. Kurikulum paten yang dinantikan pun akan lebih mengena ke masyarakat. III. Mengapa Baru Sekarang Anggaran Pendidikan 20% Diterapkan Kita akui bahwa warisan utang rezim terdahulu ditambah biaya transisi sistem menuju keterbukaan sangatlah berat, belum lagi dengan krisis global yang melibas seluruh negara. Dan berkat usaha kuat dan itikad baik pemerintah juga akhirnya Bank Indonesia berhasil melunasi sisa utang IMF pada Oktober 2006 dan CGI bubar beberapa bulan kemudian. Selain itu, memang pembangunan infrastuktur cukup tampak hasilnya berupa sarana transportasi, perumahan, pembangunan jalan raya dan beberapa contoh lain. Penghambat realisasi adalah rendahnya kemauan politik dari pemerintah. Dalam masa transisi ini, kehidupan politik tersibukkan oleh euphoria demokrasi. Pemerintah direpotkan untuk mengamankan kekuasaan dan menjaga stabilitas dari rongrongan oposisi, alih-alih fokus menyelesaikan utang konstitusi. Terbangunnya pemerintahan yang lebih reformis dan lebih anti status quo setelah itu, menghasilkan kinerja yang profesional dan bertanggung jawab. Tak dipungkiri juga, di sisi lain bangkitnya kesadaran masyarakat untuk menuntut hak-haknya (di antaranya adalah soal pendidikan terjangkau) menyumbang andil yang tidak sepele. Meluasnya kaum terpelajar membantu menyebarkan pengertian yang lebih jelas bagi rakyat tentang konstitusi yang masih terganjal untuk direalisasikan, dalam hal ini anggaran pendidikan 20% di APBN. IV. Kesimpulan dan Rekomendasi Beberapa fakta dan realita yang bisa ditetapkan dari analisa di atas adalah: Pertama, ketertinggalan Indonesia dalam hal pendidikan dibanding negara-negara tetangga. Kedua, terganjalnya amanat konstitusi selama beberapa tahun. Ketiga, implementasi anggaran yang masih belum rapi. Dan keempat, pengembalian makna penting pendidikan bangsa. Berdasarkan itu semua, penulis merekomendasikan hal-hal di bawah ini untuk membantu penerapan anggaran pendidikan 20%: Pertama, pihak pemerintah eksekutif untuk lebih konsen menerapkan tujuan besar dibalik anggaran 20%. Kedua, masyarakat untuk terus membuka opini publik soal beban keterbelakangan pendidikan Indonesia. Terakhir, Depdiknas selaku pelaksana teknis untuk lebih mengoptimalkan anggaran besar itu, dan mengalokasikannya dengan efisien dan efektif. Semuanya adalah untuk kebaikan kita bersama, keharuman nama negara tercinta yang harus diawali dari memprioritaskan sektor pendidikan.

Gedung MTs Ma'arif 20 Sudimoro, Pacitan

Saturday, April 20, 2013

Mohon Do'a Restu

Assalamu 'alaikum wr. wb. Mohon doa restunya besuk Senin, tanggal 22 April 2013 siswa kelas IX MTs Ma'arif 20 Sudimoro akan menikuti UN Tahun Pelajaran 2012/2013. Mudah-mudahan diberi kemudahan dalam mengerjakan soal, diberi nilai yang bagus dan mendapat ridho dari ALlah SWT. Amiiin Wassalamu 'alaikum wr. wb.
Selamat datang di blog MTs Ma'arif 20 Sudimoro, Pacitan Jawa Timur.
Kami akan memberikan yang terbaik untuk Agama, Bangsa dan Negara